DAFTAR SEKARANG DAN DAPATKAN BONUS HANYA DI WINENLOSE
Perdana Menteri Libanon, Saad al-Hariri, memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya dengan alasan takut dibunuh.
Berbicara
di Arab Saudi yang disiarkan stasiun televisi, Al-Hariri merujuk pada
pembunuhan ayahnya, mantan PM Rafik al-Hariri pada 2005 lalu.
"Kita
hidup di suasana serupa, dalam atmosfer yang terasa sebelum pembunuhan
martir Rafik al-Hariri. Saya merasakan ada rencana sembunyi-sembunyi
untuk mengincar nyawa saya," kata Saad al-Hariri di Riyadh.
Pria
yang menjabat perdana menteri sejak Desember 2016, setelah memangku
posisi serupa pada periode 2009-2011, juga menuduh Iran menuai
"ketakutan dan kehancuran" di beberapa negara, termasuk Libanon.
Al-Hariri
turut menyerang gerakan Syiah Hizbullah sokongan Iran yang memiliki
kekuasaan di Libanon. Menurutnya, Libanon akan "memotong tangan-tangan
keji yang menjulur ke negara" seraya menyebut "Iran dan para
pendukungnya".
Selama ini Al-Hariri dan keluarganya dikenal dekat dengan Kerajaan Saudi, pesaing Iran di Timur Tengah.
Menanggapi
pengunduran diri Al-Hariri, Iran mengatakan langkah tersebut akan
menciptakan ketegangan di kawasan. Soal tudingan Al-Hariri, Iran
mengatakan hal itu "tidak terbukti".
Pengumuman pengunduran diri
Al-Hariri di Riyadh mengemuka setelah dia beberapa kali berkunjung ke
Arab Saudi selama beberapa hari terakhir. Kemudian, sehari sebelum
mengundurkan diri, dia bertemu dengan Ali Akbar Velayati, penasihat
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, di Beirut, Libanon.
Setahun
silam, tatkala dilantik menjadi perdana menteri Libanon, Al-Hariri
menjanjikan "era baru bagi Libanon" setelah negara itu mengalami
kebuntuan politik selama dua tahun. Dia membentuk koalisi pemerintahan
dari hampir semua partai politik besar, termasuk Hizbullah.
Takut dibunuh, PM Libanon mundur dari jabatan
Posted by CB Blogger
|
Social Media Widget SM Widgets
Demo Blog NJW V2 Updated at: November 05, 2017
0 komentar:
Posting Komentar